Daftar Blog Saya

Senin, 17 September 2012

Cerpen

Senja Terakhir


Kini hari telah larut, adzanpun telah dikumandangkan. Seusai maghrib tak seorangpun yang nampak keluar rumah, kala itu malam memang sangat mencekam, terdengar gemuruh suara petir tanda akan hujan turun.


Seorang gadis bernama Melly nampak kebingungan, entah...ia tak tau apa yang harus ia lakukan, sesekali ia melihat seorang perempuan tua yang sedang terbaring lemas di pembaringan yang sudah usang. Perempuan tua itu ibu dari Melly, ia sedang sakit keras. melly tak mempunyai saudara dan ia seorang yatim. Ia mengurus ibunya sendiri dengan sekuat tenaga. Kala itu ibunya benar-benar sudah parah, ia tak dapat menelan makanan, bahkan setetes airpun tak dapat ditelannya. Melly tak sanggup membawa ibunya ke rumah sakit, hanya obat-obataan tradisional yang ia berikan untuk mengobati ibunya. Namun, ibunya tak kunjung sembuh.


Malam semakin mencekam, rintik-rintik hujan mulai turun. melly memberanikan diri untuk keluar rumah, ia berniat ingin mencari pertolongan. Dilangkahkannya kakinya kaluar rumah dengan penuh harapan, barangkali ada seorang dermawan yang ingin menolong ibunya untuk dibawa ke rumah sakit. Satu persatu, ia menggedor-nggedor pintu rumah seorang warga, namun tak sepatah katapun ia dengar dari dalam rumah. Melly tak patah semangat, ia terus berlari mencari pertolongan. Dalam derasnya hujan, ia teringat kembali akan ibunya yang terbaring di rumah sendiri, Mellypun berbalik arah berlari menuju rumahnya.Ditengah jalan Melly tertabrak sebuah mobil, ia menangis. Tanpa ia sangka ternyata sang penabrak keluar dari mobilnya untuk menolong Melly. Seorang bapak yang sudah tua menghampiri Melly dan meminta maaf, namun bapak itu bingung Melly malah lari dan Bapak itu mengejar dan bertanya kepada Melly mengapa ia lari. Mellypun kemudian menceritakan kejadian yang menimpa dirinya. Tanpa pikir panjang bapak itu mengantarkan Melly pulang dan membantunya untuk membawa ibunya ke rumah sakit. Namun, hal yang paling ditakuti Melly kinipun terjadi, ya...ibu Melly telah berpulang. Melly menjerit sejadi-jadinya. Ia ia menangis meronta-ronta, ia menyesal mengapa ia tak menunggui ibunya tadi, ia menyesal tak ada untuk ibunya pada saat-saat akhir hayatnya. Ibu Melly pergi dengan iringan hujan deras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar